MANAJEMEN STRATEGI PENURUNAN KEHILANGAN AIR FISIK
Monday, September 19, 2016
Oleh : Gigih Yuli Asmara ST.
PDAM KOTA MALANG
Dalam penurunan kehilangan air fisik
perlu adanya metode & strategi yang sangat efektif agar dapat
mendapatkan hasil yang maksimal. Strategi yang umum dipakai adalah
strategi “segitiga terbalik”, berdasarkan pengalaman PDAM Kota Malang
yang mengaplikasikan strategi segitiga terbalik dikombinasi dengan
strategi percepatan perbaikan kebocoran fisik, mendapatkan banyak
manfaat dalam penekanan kebocoran fisik yang bisa meningkatkan tekanan
air yang berkurang diakibatkan karena pipa bocor.
Strategi ini diterapkan di semua DMA
yang terbentuk di semua layanan PDAM Kota Malang. Tahap awal adalah
memantau water balance DMA, yaitu menghitung NRW di semua DMA yang
terbentuk, kemudian dibuat prioritas DMA mana yang akan diturunkan
NRW-nya berdasarkan kriteria prosentase NRW tertinggi. PDAM Kota Malang
membuat patokan/range prosentase NRW di DMA. Bila NRW > 50%
rekomendasinya adalah evaluasi DMA, sedangkan bila 50 % < NRW > 20
% rekomendasinya adalah tindakan penurunan NRW.
Tahap kedua adalah melakukan tindakan
steptest di DMA yang menjadi prioritas tindakan penurunan NRW, yaitu
teknik untuk mencari lokasi atau area dengan jumlah kehilangan air
terbesar di dalam DMA. Cara ini lebih cepat dan efektif dalam menentukan
area prioritas yang akan dicari titik bocornya. Untuk menjalankan
steptest, dilakukan pada waktu pemakaian minimum antara pk 24.00 –
02.00. teknis pelaksanaannya adalah dengan memasang portable flow meter
(ultrasonic flow meter) di pipa inlet DMA untuk merekam aliran air.
Kemudian valve di setiap ruas di dalam DMA ditutup secara sistematik dan
berurutan. Tahap kedua ini pasti akan diketahui ruas mana yang ada
indikasi kehilangan airnya tertinggi.
Tahap ketiga dilanjutkan dengan mencari
titik bocor di ruas–ruas prioritas hasil dari steptest, dengan
menggunakan instrument deteksi kebocoran seperti noise leak logger, leak
correlator, ground mic dan sounding.
Dengan manajemen strategi ini pasti
pencarian kehilangan air fisik dapat berjalan efektif, efisien dan juga
akan mendapatkan hasil yang maksimal. Tindakan ini harus dilakukan terus
menerus dan berkelanjutan di semua DMA prioritas yang mempunyai
prosentase NRW tinggi. Selain itu, instrumen–instrumen deteksi kebocoran
akan berfungsi secara maksimal bila kita yakin dan tahu bahwa ada
kebocoran di ruas pipa ini. Instrumen ini membantu kita untuk
mempercepat pencarian titik bocornya. Banyak sekali, di PDAM lain, yang
menyimpulkan bahwa instrumennya tidak berfungsi, padahal metodenya yang
salah.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya
dalam manajemen strategi penurunan kehilangan air fisik adalah sistem
pelaporan kebocoran dan percepatan perbaikan kebocoran. Hasil dari
temuan titik bocor harus segera dilaporkan ke bagian perbaikan agar
tidak terlalu lama terjadi kebocoran. Di PDAM Kota Malang, sistem
pelaporannya ada melalui SMS center pengaduan atau sistem workoder yang
terintegrasi langsung ke bagian perawatan, dalam hal ini pelaksana
perbaikan kebocoran pipa. Jadi semakin cepat melapor, maka semakin cepat
pula kebocoran pipa diperbaiki, karena bagian perawatan memiliki
sasaran percepatan pekerjaan perbaikan pipa, minimal H+1 dari laporan.
Strateginya adalah bagaimana agar bisa
cepat diperbaiki? Pertama adalah melakukan percepatan pekerjaan
perbaikan pipa minimal H+1 setelah order atau laporan, pembagian giliran
dan wilayah petugas perbaikan pipa, serta penggunaan alat perbaikan
yang cepat, efektif dan berkualitas.
Pada akhirnya tulisan ini hanya berbagi
pengalaman kami bagian NRW di PDAM Kota Malang dalam melakukan manajemen
strategi penurunan kehilangan air fisik. Semoga pengalaman ini dapat
menjadikan inspirasi bagi PDAM lain di seluruh Indonesia dalam
pelaksanaan penurunan kehilangan air fisik yang merupakan salah satu
indikator untuk menurunkan air tak berekening.
Sumber : Klik disini
Sumber : Klik disini